Selasa, 18 April 2017

Mengukur Kekentalan Larutan Hidroponik Itu Perlu


Kemampuan untuk mengukur kekentalan larutan hidroponik sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tanaman yang sehat dan baik.  Termasuk menyesuikan kekentalan larutan dan mempertahankannya. Ukuran kekentalan larutan harus disesuaikan dengan jenis dan usia tanaman,

Sobat yang sudah berkecimpung dalam dunia hidroponik pasti pernah mendengar istilah PPM dan TDS, walau mungkin belum pernah menggunakan alat tersebut. Bisa aja, ada pembaca yang masih mengukur kekentalan larutan secara manual. Mengikuti petunjuk yang disarankan dalam kemasan nutrisi, yang populer dengan istilah AB Mix.


Makhluk apa sih, sebenarnya PPM dan TDS itu?

Dalam rangka mengukur kekentalan larutan hidroponik, kita tak bisa lepas dari TDS atau Total Disolved Solid.  Pengertian TDS adalah jumlah padatan terlarut dalam air, Jadi TDS atau PPM Meter bisa diartikan sebagai alat untuk mengukur jumlah padatan atau partikel.  Dalam hal ini, nutrisi hidrponik  yang terlarut dalam air.

Pada umumnya alat ini digunakan untuk mengukur jumlah partikel yang larut dalam air minum. Tetapi alat ini juga biasa digunakan untuk mengukur kepekatan nutrisi hidroponik yang terlarut dalam air. Atau konsentrasi nutrisi yang terlarut dalam air.

Satuan ukuran yang digunakan adalah  adalah  PPM. Akronim dari Part per Million, atau  persejuta bagian. Merupakan pengukuran jumlah partikel nutrisi yang terlarut dalam air, sehingga kita bisa menentukan kadar kekentalan yang disesuaikan dengan jenis dan  usia tanaman.

Alat pengukur lain yang dikenal dan biasa digunakaan adalah EC Meter. Alat ini mempunyai fungsi yang sama. Hanya menggunakan  menggunakan satuan ukuran  yang berbeda. Jika cara kerja TDS adalah mengukur partikel nutrisi yang terlarut dalam air. Pada EC Meter (Electric Conductivity), yang diukur adalah   nilai konductivitas larutan dalam menghantarkan listrik. Tentu saja, hal ini dipengaruhi oleh kekentalan larutan.

Electric Conductivity diukur dalam satuan  mS/cm yang paka prakteknya lebih sering disebut ec saja.


Cara Pengukuran


Setelah kita tahu alat dan metode yang digunakan dalam mengukur kekentalan larutan, lantas bagaimana meng-aplikasikannnya dalam budidaya hidroponik?

Dari dua alat yang sudah kita bahas di atas, saya sih biasa menggunnakan PPM meter digital. Selain cara penggunaannya cukup mudah, satuan ukurannya juga sudah sangat familiar dalam dunia Hidroponik.

Kita tinggal mencelupkan ujungnya pada nutrisi tercampur air yang sudah diaduk. Tingkat PPM akan terbaca pada screen display, dalam satuan PPM.  Level PPM yang diperlukan untuk jenis dan usia tanaman bisa dibaca pada tabel terpisah.

Kalibrasi Alat


Hal yang juga penting dalam usaha mengukur kekentalan larutan hidroponik, adalah menjaga akurasi PPM Meter, alat ini perlu dikalibrasi secara teratur. Proses kalibrasi biasanya dilakukan menggunakan larutan yang memiliki PPM  1000.

Proses mengukur kekentalan lautan hidroponik perlu dilakukan secara teratur.  Dengan demikian, kita bisa melakukan upaya untuk mempertahankan kekentalan larutan yang ideal. Dengan menambah nutrisi, atau sebaliknya menambah air jika larutan terlalu kental.

Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setiap dua minggu sekali. Upaya ini untuk menghindari larutan yang terlalu encer karena tercampur (uap) air, atau mengental karena panas dan penguapan. Jika perlu, lakukan pergantian cairan untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Mempertahankan PH Larutan.


Masih ada, lhooo. Hal penting lain yang harus dilakukan setelah mengukur kekentalan larutan hidroponik untuk tanaman kesayangan kita.

Dooh-adoooooh, kok banyak banget taiyeeeeee!

Dalam semua bidang diperlukan kerja keras dan kesungguhan untuk mencapai hasil terbaik, Cak!

Nutrisi dengan merek terbaik dan termahal pun akan sia-sia jika tidak bisa diserap dengan baik oleh tanaman. Faktor utama yang menentukan kemampuan tanaman untuk menyerap nutrisi adalah keasaman relativ (Relative Acidity). Relative Acidity ini biasanya diukur dengan istilah pH atau Potential Hydrogen, dari  media atau tanah di mana tanaman tersebut tumbuh.

PH diukur dalam skala 1 smpai 14, yang mewakili konsentrasi Hydrogen Ions dalam larutan.
Tingkat pH inilah yang secara umum digunakan untuk menentukan apakah suatu larutan asam atau basa (basic).

A1 pada pengukur menunjukkan konsentrasi ion rendah atau asam. Air murni dipandang netral, dengan pH pada level 6-7. Tingkat pH yang tinggi menunjukkan konsetraasi Ion yang tinggi. Jika angka menunjukkan14 pada pengukur berarti larutan mengandung konsentrasi Ion yang sangat tinggi atau biasa disebut Basa (Alkalin).

Larutan nutrisi tidak bisa digunakan pada tanaman jika pH-nya enyimpang dari angka norrmal. Kekentalan nutrisi yang diperlukan bagi kebanyakan tanaman adalah antara 5.5 sampai 6.5.

Secara sederhana,  pH bisa diperiksa dengan menggunakan kertas Litmus. kadar pH yang terlalu tinggi atau rendah bisa disesuaikan  dengan pH up atau down. Sementara untuk akurasi, para pelaku budidaya hidroponik biasanya menggunakan pH Meter yang banyak dijual di pasaran.

Faktor Perubah pH dan cara menurunkan / Menaikkan kadar PH.


Perubahan pH cairan hidroponik secara drastis biasanya diakibatkan oleh empat faktor :
  • Proses Fotosintesis
  • Respirasi atau pernafasan tanaman saat tidak cukup cahaya
  • Bakteri dan
  • Media tanam
Perubahan pH drastis bisa ditanggulangi menggunakan bahan pH up dan pH down yang ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam larutan sambil diukur, sampai tingkat yang ideal.

Memelihara Kekentalan Larutan dan Nutrisi


Dalam upaya untu mengukur kekentalan larutan hidroponik dan mempertahankannya, penggantian cairan nutrisi secara teratur  merupakan cara yang terjamin, untuk menghindari kerusakan tanaman. Jika perlu, lakukan penggantian nutrisi setiap dua minggu. Cara ini memungkinkan tanaman mendapatkan porsi nutrisi yang seimbang sepanjang waktu.

Pada kondisi normal,  penyimpangan tingkat pH dan PPM bisa saja terjadi karena penyerapan oleh tanaman. Penguapan atau terkena air hujan.

Cara lain untuk mempertahankan kekentalan ideal adalah penggunakan wadah yang lebih besar sehingga, cadangan kelebihan cairan akan jadi penyangga saat berkurang karena pemakaian atau penguapan.

Kebutuhan nutirisi sangat tergantung pada jenis, usia tanaman, dan tahap pertumbuhan. Tahap pertumbuhan (vegetataive atau pembuahan) dan ukuran tanaman tentu saja. Selain itu dipengaruhi juga oleh intensitas cahaya di mana tanaman tumbuh.


Berikut table pH beberapa cairan yang umum :
  • Air Aki 1
  • Jus Jeruk 4.25
  • Susu 6.75
  • Darah 7.5
  • Borax 9.25
  • Pemutih 12.5
  • Cuka
  • 2.75
  • Air Murni 7.00
  • Air Laut 7.75
  • Ammonia 11.25
  • Caustic soda 13.5


Indikasi Visual Penyimpangan PPM dan pH Nutrisi


Karena kadar pH dan PPM secara umum berbanding terbalik. Selain mengukur kekentalan larutan hidroponik secara teratur, kita bisa mengukur level pH untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada kekentalan larutan.

Ada petunjuk tertentu yang bisa dilihat saat menguji PPM dan pH pada satu larutan.


  • Tingkat pH yang tinggi  akan menurunkan kadar besi, Manganese, Boron ,Copper, Zink , dan Phospor.
  • Sedangkan tingkat pH rendah akan mengurangi ketersediaan Potasium, Sulphur, Calsium, Magnesium, dan Phosporus.
Pada dasarnya tanaman mengkonsumsi lebih banyak nutirisi daripada air, sehingga kadar PPM cenderung menurun.

Ciri fisik dari kekurangan nutrisi bisa terlihat pada daun yang menguning, juga batang yang cenderung mengering/merah.

Jika ini yang terjadi segera lakukan langkah untuk mengukur kekentalan larutan hidroponik anda. Ukur kadar pH dan PPM dengan test kit yang tersedia.

Happy Farming, Guys!

oooOooo

Picture credit to Aliexpress


EmoticonEmoticon